![]() |
Anak sekecil ini harus berjuang melawan kerasnya kehidupan |
Siti
adalah gadis kecil yatim, yang tinggal bersama ibunya. Sang ibu bekerja sebagai
buruh tani. Sejak ayahnya meninggal Siti rela membantu mencari nafkah dengan
menajajakan bakso keliling kampung.
Bagi
kebanyakan orang akan meraskan iba melihat perjuangan Siti. Sepulang sekolah di
mana perut masih kosong Siti menjajakan bakso untuk mendapatkan rupiah. Ia
berharap dari uang yang terkumpul dapat membantu sang Ibu memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Dengan membantu sang Ibu siti ingin menjadi anak yang sholehah.
Apakah
orang tua siti mengeksploitasi anaknya untuk mencari nafkah ?. Eiit !, tunggu
dulu. Dalam sebuah wawancara di sebuah stasiun TV swasta Siti mengungkapkan
bahwa Ia berjualan bakso dengan rasa senang. Siti tidak merasa kehilangan waktu
bermainnya karena harus berjualan bakso.Ya, Siti memang ingin menjadi anak
sholehah yang dapat membantu sang Ibu. Bandingkan dengan para Ibu yang tega
menjadikan anaknya menjadi pengemis di pinggir jalan. Dengan berbekal
penderitaan banyak ibu yang mendidik anaknya menjadi pemalas. Dengan menjual
penderitaan mereka bersemboyan “ Kridho
lumahing astha” alias berprinsip “bekerja dengan menengadahkan tangan “. Siti dan Ibunya bukan tipikal manusia yang
ingin menjual penderitaannya untuk menadapatkan belas kasih orang lain.
Siti
yang bercita-cita menjadi seorang guru ngaji ini bisa jadi mempunya bakat
entrepenur atau wirausaha. Kegigihannya
dalam menajalani hidup, pantang menyerah, tidak mudah mengeluh dan kesabaran
menjalani hidup adalah modal yang tidak dimiliki oleh setiap anak. Dengan
kecerdasan emosional yang dimiliki Ia tergugah membantu ibunya dengan satu
tujuan menjadi anak yang sholehah. Jika siti konsisten dengan sikap yang Ia
miliki saya yakin Siti akan menjadi orang yang mandiri dan mampu memandirikan
orang lain. Sejarah membuktikan banyak orang sukses yang masa kecilnya dihiasi
dengan perjuangan untuk keluar dari belenggu kemiskinan.
Kisah
Siti gadis penjual bakso ini mengundang simpati banyak orang. Beberapa TV
swasta mengundangnya untuk wawancara. Pada acara wawancara di sebuah televisi swsata, seorang pengusaha memberi bantuan uang tunai
dan besasiswa untuk Siti dari SD sampai perguruan tinggi bahkan pengusaha
tersebut memberi tempat kerja di perusahaannya bagi Siti jika kelak lulus dari
perguruan tinggi. Dengan mata berkaca-kaca sang pengusaha terharu atas
perjuangan Siti. Sang pengusaha teringat masa kecilnya yang harus berjualan es
mambo untuk membantu orang tuanya.Proteta sang penguahasa ini semoga dapat
menjadi napak tilas bagi Siti untuk menggapai sukses serupa.
Bantuan
bagi Siti saat ini mengalir deras. Bahkan lewat jejaring sosial di internet
banyak yang menggalang dana bantuan untuk Siti. Tentu saja respon positif
datang dari berbagai pihak. Derasnya bantuan dari berbagai pihak kepada Siti
tentunya perlu dicermati dengan hati-hati. Siti yang masih bocah dan sang Ibu yang lugu tentu akan senang mendapat
bantuan tak terduga. Namun jika bantuan tersebut tidak di”manage” dengan benar justru akan merugikan masa depan Siti kelak.
Dengan berlimpahnya bantuan semoga Siti tidak berubah. Siti tetap sebagai gadis
sederhana yang mempunyai sikap senang membantu orang tua , ulet, tahan cobaan,
menjalani hidup dengan sabar dan ikhlas. Kita tidak ingin “Ironi Darsem”
terulang. Semoga.
Bagi yang ingin menyaksikan videonya di YOUTUBE silakan KLIK ...tautan di bawah ini:.
VIDEO "SITI GADIS KECIL PENJUAL BAKSO"
VIDEO "SITI GADIS KECIL PENJUAL BAKSO"
No comments:
Post a Comment
Tinggalkan komentar di sini. Apabila komentar membutuhkan suatu jawaban, maka saya akan segera menjawabnya. Terima kasih.