Sunday 21 August 2011

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL SAJA TIDAK CUKUP



Berbeda tetapi tetap satu juga
Mengejutkan, itulah kata yang paling tepat terkait kerusuhan yang terjadi di Inggris. Kerusuhan pecah awal agustus lalu melanda di koat London, Birmingham, Liverpool, Bristol, Nottingham dan Manchester. Para perusuh di samping melakukan pengrusakan terhadap fasilitas umum dan menyerang aparat kepolisian, mereka juga melakukan penjarahan di pertokoan-pertokoan.
Kerusuhan itu sendiri dipicu oleh tewasnya warga keturunan Afro-Karibia, Mark Duggan(29) yang tertembak oleh polisi unit khusus yang umumnya berkulit putih saat sedang melakukan razia senjata illegal di kawasan Tottengham, London. 

Monday 15 August 2011

JENDRAL SUDIRMAN AWALNYA SEORANG GURU

Tentu saja nama Jendral Soedirman tidak asing bagi kita semua. Jendral yang dinobatkan sebagai sebagai “ Bapak Tentara Indonesia” ini terkenal kegigihannya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.  Sosok yang terkenal dengan penampilan berjubah panjang ini memimpin pasukannya bergerilya meskipun dalam kondisi sakit dengan ditandu oleh anak buahnya.
Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa sebelum menjadi seorang tentara beliau pada awalnya adalah seorang guru. Lahir di desa Bodas Karangjati Rembang, Purbalingga Pada tanggal 24 Januari 1916. Jendral Soedirman terkenal dengan pembawaannya yang kalem dan tidak terlihat ambisius membuat beliau sebagai figur alternatif seorang panglima tertinggi. Satu lagi yang menjadi ciri khas beliau yaitu sosok yang hemat bicara sehingga jarang terdengar pidatonya yang berapi-api, namun beberapa penggalan kata-katanya justru sulit untuk dilupakan.

Saturday 6 August 2011

PUASA DAN PENDIDIKAN KARAKTER


Banyak pihak yang menilai bahwa proses pendidikan di Indonesia saat ini kurang memberi penekanan terhadap pembentukan karakter siswa. Pendidikan di Indonesia  masih dianggap lebih menekankan aspek kognitif semata. Munculnya berbagai peyimpangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini  ditengarai produk dari pola pendidikan yang mengabaikan pembangunan karakter peserta didik. Tentu saja penilaian ini dirasakan kurang adil karena  banyak faktor terkait dengan pembentukan karakter seorang anak. Namun demikian bagi lembaga pendidikan tentunya penilaian semacam ini dapat menjadi kritik guna melakukan  pembenahan  pola didik terhadap siswa.