Berdasarkan pengamatan
penulis dan informasi dari rekan-rekan guru saat ini prosentase guru perempuan
lebih besar dibanding guru pria. Hampir di setiap sekolah, guru perempuan
mendominasin dalam segi jumlah. Tentu saja fenomena ini bukanlah hal yang baru, karena sejak dulu memang banyak perempuan lebih tertarik menjadi guru dibanding
laki-laki.
Profesi guru sering
dipandang sebagai profesi yang hanya cocok untuk perempuan. Ada beberapa alasan
mengapa ada orang berpendapat profesi guru hanya cocok untuk perempuan. Adapun
alasan –alasan tersebut dinataranya :
1. Profesi guru erat kaitannya dengan mendidik
dan tugas mendidik pada umumnya dilakukan oleh seorang ibu yang notabene adalah
seorang perempuan.
2. Perempuan
lebih mempunyai rasa kasih sayang kepada siswa yang lebih dibanding laki-laki.
Hal ini terkait bahwa perempuan mempunyai naluri dasar untuk menyayangi anak.
3. Perempuan
mempunyai sikap lebih ‘nrimo’ dibanding laki-laki.Pada umumnya perempuan tidak
banyak protes terkait minimnya gaji dan kesejahteraan. Kalau sekarang jelas
lain .
4. Guru
perempuan lebih sabar dalam menghadapi anak-anak yang bermasalah dibanding guru
laki-laki.
5. Guru
laki-laki lebih cenderung melakukan kekerasan terhadap anak didiknya.
6. Guru
laki-laki rentan melakukan pelecehan seksual terhadap anak didiknya.
Alasan di atas tentu saja
wajar-wajar saja. Tetapi jika dikaitkan dengan profesi guru tentunya menjadi
bias gender. Profesi guru tentu tidak berjenis kelamin. Setiap orang berhak
menjadi guru.
Terkait dengan rasa kasih
sayang tidak ada jaminan bahwa perempuan mempunyai rasa kasih sayang lebih
besar dibanding laki-laki. Pada dasarnya rasa kasih sayang dimiliki oleh semua
manusia. Jika seorang perempuan mempunyai naluri untuk menyayangi anak demikian
pula dengan laki-laki pasti juga mempunyai naluri yang sama.
Masalah kesabaran tentu
saja tidak didominasi perempuan. Memang sering laki-laki diidentikkan dengan
sifat ketidaksabaran, namun bukan berarti semua laki-laki mempunyai sifat tidak sabar.
Memang tidak dipungkiri bahwa
pelaku kekerasaan dan pelecehan seksual terhadap anak didik pelakunya didominasi oleh guru laki-laki
tetapi itu tidak dapat digunakan alasan bahwa laki-laki tidak cocok sebagai
seorang guru.
Profesi guru hanya cocok
untuk perempuan adalah mitos. Sudah saatnya profesi guru pandangan tersebut
dikikis habis. Profesi guru tidak terkait dengan jenis kelamin tertentu. Yang jelas profesi guru hanya cocok
mereka yang mempunyai rasa kasih sayang, kesabaran dan ketulusan.
Siapa bilang profesi guru hanya cocok utk perempuan? Hanya memang kenyataannya tdk banyak laki2 yang tertarik dengan profesi guru terutama guru SD, apa memang hanya sedikit laki2 yg punya sifat kesabaran, kasih sayang dan ketulusan ? .............
ReplyDelete