Saturday 6 August 2011

PUASA DAN PENDIDIKAN KARAKTER


Banyak pihak yang menilai bahwa proses pendidikan di Indonesia saat ini kurang memberi penekanan terhadap pembentukan karakter siswa. Pendidikan di Indonesia  masih dianggap lebih menekankan aspek kognitif semata. Munculnya berbagai peyimpangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini  ditengarai produk dari pola pendidikan yang mengabaikan pembangunan karakter peserta didik. Tentu saja penilaian ini dirasakan kurang adil karena  banyak faktor terkait dengan pembentukan karakter seorang anak. Namun demikian bagi lembaga pendidikan tentunya penilaian semacam ini dapat menjadi kritik guna melakukan  pembenahan  pola didik terhadap siswa.
             Bulan Ramadhan tampaknya momen yang baik bagi sekolah guna menyelenggarakan kegiatan yang dapat membangun karakter positif siswa. Salah satu kegiatan yang rutin di bulan Ramadhan adalah Pesantren kilat sering disingkat dengan istilah sanlat. Melalui sanlat guru dapat memasukkan nilai-nilai positif kepada siswa. Keterlibatan guru dalam kegiatan Sanlat dapat menjadi  motivasi untuk meningkatkan kompetensi kepribadian dan sosial sehingga menjadi sosok yang pantas  menjadi teladan bagi siswanya.
            Di bulan Ramadhan dengan berpuasa  siswa diajak meningkatkan rasa empati dan simpati kepada sesama yang nasibnya belum beruntung. Bukankah dengan berpuasa mereka juga merasakan bagaimana rasanya hidup dalam kekurangan. Dengan demikian diharapakan tumbuh dalam diri siswa  kepekaan sosial untuk saling berbagi. Melalui puasa, siswa diajak agar mempunya kepribadian yang sabar, tahan terhadap godaan dan menjunjung tinggi kejujuran.
Penanaman sikap toleransi di bulan Ramadhan tentunya sangat diperlukan. Siswa yang tidak menjalankan ibadah puasa menghormati kepada siswa yang berpuasa. Sebaliknya siswa yang berpuasa hendaknya tidak mencela kepada siswa yang tidak berpuasa  karena alasan keyakinan atau alasan lainnya.  Di sini sikap saling menghormati , toleransi dan cinta damai selalu dibina.
Munculnya sikap-sikap merasa benar sendiri, menganggap orang yang tidak sepaham sebagai lawan yang layak diperangi  perlu diwaspadai oleh para guru. Melalui penanaman nilai-nilai agama secara benar dan kesadaran tentang adanya keberagaman dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat, siswa diajak untuk lebih toleran dan cinta damai.
Di akhir Ramadhan sekolah dapat  menyelenggarakan kegiatan pembagian zakat fitrah dengan melibatkan siswa. Melalui kegiatan ini siswa di asah kecerdasan sosialnya. Sikap kasih sayang, peduli terhadap sesama perlu ditunjukkan dengan kegiatan nyata. Dengan melibatkan siswa dalam pengumpulan dan pembagian zakat fitrah siswa belajar bagaimana mereka berinterksi sosial terhadap lingkungan di sekitar sekolah. Dalam kegiatan ini siswa juga dilatih mengorganisasi sebuah kegiatan sosial kegamaan dan mendalami kehidupan sesama yang kurang  mampu.
Bagi sekolah tampaknya tidak sepantasnya bulan Ramadhan berlalu begitu saja tanpa kegiatan yang  yang bermanfaat. Bulan Ramamadhan merupakan momen yang tepat sekolah melakukan kegiatan-kegiatan yang mampu memperbaiaki karakter siswa. Dengan tumbuhnya generasi bangsa berkarakter positif diharapakan mampu membawa bangsa ini kepada bangsa yang bermartabat. Bangsa yang menjunjung tinggi kejujuran, toleransi dan cinta damai.


3 comments:

  1. tolong ditambah/ada ayat Al Qur'an atau Hadis Rasul

    ReplyDelete
  2. Terima kasih masukannya Mas, Inysaallah saya akan belajar lebih dalam lagi dari sisi keagamaan terkait landasan dari Qur'an dan Hadis

    ReplyDelete
  3. Ini kunjungan balik saya. Salam kenal pak Agus. Maju terus guru Banyumas

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar di sini. Apabila komentar membutuhkan suatu jawaban, maka saya akan segera menjawabnya. Terima kasih.