Saturday 16 April 2011

GURU DIKLATOR

Pak Satrio adalah sosok guru yang super aktif. Di samping mengajar dia aktif di berbagai organisasi profesional, dia juga sering diminta sebagai fasiliatator dalam berbagai pelatihan guru di daerah. Sosoknya yang supel mudah bergaul  dengan berbagai kalangan guru maupun birokrat membuat ia mampu menjembatani komunikasi antar kalangan guru dan birokrat. Wajar jika kemudian Pak Satrio sering mendapat kesempatan untuk mengikuti diklat baik tingkat provinsi maupun nasional.

Seringnya Pak Satrio mengikuti diklat membuat dia mendapat julukan dari teman-temannya sebagai “Guru Diklator”. Bayangkan hampir setiap bulan Pak Satrio mengikuti diklat. Bahkan pernah dalam satu bulan penuh beliau mengiktui tiga jenis diklat yang berbeda-beda.Belum lagi undangan untuk menjadi fasilitator  diklat guru di daerah maupun di luar daerah. Tentu saja kondisi ini memaksa Pak Satrio harus meninggalkan kewajiban mengajar untuk selang waktu tertentu.
Bagi sekolah tempat Pak Satrio mengajar tentunya ini bisa dilihat sebagai sesuatu yang menguntungkan. Sepulang dari diklat Kepala sekolah selalu meminta beliau untuk menularkan kepada teman-teman sejawat apa yang diperoleh  dari kegiatan diklat. Dengan demikian tema-teman Pak Satrio akan mendapat informasi-onformasi yang uptodate lebih awal dibanding guru-guru lain. Dengan informasi-informasi yang uptodste inilah sekolah dapat mebuat kebikan-kebijakan selangkah lebih maju di banding sekolah lainnya. Namun demikian ada juga teman guru yang kurang menyukai terlalu seringnya Pak Satrio meninggalkan tugas mengajar.Sementara itu kepala sekolah Pak Satrio sendiri cukup bijaksana dalam menyikapi apa yang dialakukan Pak Satrio dengan melihat bahwa tugas mengajar dan mengikuti diklat yang kemudian ditularkan kepada rekan-rekan guru sebagai sama-sama tugas negara dengan bobot kepentingan yang tidak berbeda. Meskipun kadang kepala sekolah menahan Pak Satrio untuk tidak memenuhi undangan diklat karena tenaganya sedang dibutuhkan oleh sekolah.
Kondisis Satrio yang sering meninggalkan tugas mengajar ditanggapi beragam oleh siswanya. Ada siswa yang merasa dirugikan ada juga yang justri senang karena sering mendapat kosong yang artinya kesempatan untuk “refreshing” dengan aktifitas bermainnya. Siswa yang merasa dirugikan selalu mengeluh jarena sering ketinggalan materi pelajaran di banding kelas lainnya. Belum lagi karena pemeblajaran yang dilakuka dengan pemdatan materi membuat tidak sedikit siswa kurang bisa memahami materi yang diajarkan. Dampak kondisi ini membuat siswa mencari guru les untuk belajar di rumah. Untungnya murid-murid Pak Satrio mempunyai latar belakang ekonomi orangtua menengah ke atas yang tentu saja tidak masalah mengeluarkan biaya ekstra untuk mengundang guru les di rumah.
Di era sertifikasi guru ini membuat Pak Satrio dalam posisi dilematis. Di satu sisi dia harus memenuhi 24 jam minimal mengajar, di sisi lain tenaga dan pikirannya dibutuhkan juga teman-emannya sebagai fasiliator guna peningkatan kompetnsi rekan sejawatnya. Jika pada saat lalu guru seperti  Pak Satrio disebut sebagai “Guru inti” , mendapat keistimewaan untuk mengajar minimal 12 jam. Dengan jumlah jam yang relatif sedikit dbanding rekan guru lainnya dengan harapan guru inti tidak terlalu terganggu  kewajibannya mengajar di kelas.
Guru-guru dengan potensi sebagaiman sosok Pak Satrio memang diperlukan dalam rangka peningkatan kompetensi para guru. Keberadaan guru-guru berpotensi dengan tingkat kompetensi relatif di atas rata-rata sangat diperlukan sebagai fasilitator bagi rekan-rekan sejawatnya. Untuk itu perlu dikembangkan penjaringan, pengkaderan dan pembinaan bagi guru dengan potensi plus dari kalangan guru muda agar tugas-tugas sebagai fasilitator tidak terkonsentrasi pada beberapa guru saja. Di sinilah peran pihak-pihak terkait untuk lebih jeli dalam melakukan penjaringan dan seleksi bagi guru-guru yang akan dibina sebagai fasilitator Model pembinaan ala “ Guru inti” sebagaimana yang pernah dilakukan dapat dijadikan sebagai referensi dengan pengembangan dan perbaikan yang diperlukan tentunya.


No comments:

Post a Comment

Tinggalkan komentar di sini. Apabila komentar membutuhkan suatu jawaban, maka saya akan segera menjawabnya. Terima kasih.