Pak Iklas adalah sosok guru yang saat ini termasuk guru istimewa. Perawakannya kecil, kurus, plus kacamata minus yang dipakai membuatnya semakin unik. Dengan postur tubuh yang tidak besar itulah justru menunjang kelincahan dan kegesitan beliau. Kacamata minusnya menunjukkan bahwa beliau mempunyai kegemaran membaca dan berselancar di dunia maya. Cara berjalannya dua kali lebih cepat dari rata-rata kebiasaan orang. Gaya bicaranya lugas jelas , ringkas dan “to the point” dan satu lagi istilah baratnya “ blaka Sutha “ alias blak-blakan.
Kesukaannya memakai kemeja putih lengan pendek menjadi daya tarik sendiri. Karena cara berpakaiannya inilah beliau sempat mendapat teguran atasannya. Bukan Pak Iklas jika ia tidak mempunyai argumen yang diyakini kebenarannya.Baju putih yang dipakai bagi beliau justru akan baik digunakan, karena guru akrab dengan kapur tulis sehingga baju tidak begitu kentara kotornya karena debu kapur tulis. Model lengan pendek yang dia pakai akan menunjang mobilitas guru saat berada di kelas terutama pada saat menulis di papan tulis. Bahkan secara tegas Pak Iklas menolak menggunakan baju dinas model PSH, yang beliau istilahkan “baju besi”. Bagi beliau baju PSH justru akan menghambat mobilitas guru beraktifitas di kelas. “Baju besi “ akan membuat jarak terlalu lebar antar guru dan siswa karena guru menampakkan diri bak pejabat yang selalu ingin mendapat penghormatan.Model baju PSH yang kelihatan kaku dan “miyayeni” lebih tepat digunakan oleh para birokrat yang aktifitasnya hanya di belakang meja dan di ruang ber-AC. Mendengar argumen pak Iklas tersebut atasannya hanya tersenyum kecut, agak maklum. Tampaknya sang atasan teringat guru-gurunya waktu di SPG. Padahal sekarang penggunaan kapur sudah tergantikan oleh spidol. Mungkin Pak Iklas harus mempertimbangkan menggunakan baju hitam Tapi kalu baju hitam dikira sedang berduka cita nantinya. Repot juga kalau masalah seragam diperpanjang.
Salah satu keistimewaan Pak Iklas adalah kebiasaannya masuk kelas sepuluh menit lebih awal dari bel masuk. Beliau selalu menyalami siswanya yang masuk kelas satu persatu. Dari kebiasaannya inilah para siswa sungkan untuk masuk kelas terlambat. Bagi beliau tugas utama guru adalah melayani siswa. Eksistensi guru ditentukan oleh siswa. Tanpa siswa, guru tidak ada apa-apanya. Untuk itulah pelayanan kepada siswa seacara maksimal tanpa mengorbankan kewibawaan dan kehormatan , sebagai seorang guru adalah hukumnya “Wajib ‘ain”. Guru tanpa siswa ibarat ikan tanpa air.
Atribut yang menjadi ciri khas Pak Iklas adalah tas gendong ia pakai . Tas gendong inilah yang gunakan untuk membawa perangkat pembelajaran dari buku, laptop, dan proyektor LCD. Bahkan kadang kala ia membawa travel bag besar untuk membawa alat peraga, atau perangkat audio visual yang akan ia gunakan untuk menunjang pembelajarannya. Tentu saja bagi sebagian rekan kerjanya apa yang dilakukan Pak Iklas terlalu berlebihan atau “lebay” istilahnya sekarang. Sementara bagi Pak Iklas apa yang dia lakukan adalah bentuk pelayanan yang ia berikan kepda siswa. Bagi beliau siswa berhak mendapat pembelajaran yang optimal.
Kegemarannya berselancar di dunia maya membuat Pak Iklas kaya akan informasi, terutama tentang dunia pendidikan. Hal yang istimewa adalah perbendaharaan model-model pembelajaran yang termutakhir sangat banyak. Tidak heran jika dalam pembelajaran di kelas selalu bervariasi, mengadopsi model pembelajaran yang diperolehnya. Kondisi tersebut tentunya membuat para siswa senang dengan pembelajaran yang dilakukan Pak Iklas. Bagi siswa belajar dengan Pak Iklas selalu saja ada hal baru yang disuguhkan, sehingga kehadiran beliau selalu ditunggu siswa. Bagi siswa belajar dengan Pak Iklas “ nggak ada matinya” .
Satu hal yang Pak Iklas selalu pesankan bagi guru-guru muda adalah untuk selalu bangga menjadi guru.Profesi guru adalah profesi pilihan dan terhormat .Pernah suatu kali beliau marah besar ketika seorang guru prkatek yang ia tanya alasan bersangkutan menjadi guru menjawab dengan jawaban terpaksa karena sulitnya mencari pekerjaan lain. Mendengar jawaban tersebut langsung beliau menolak untuk menjadi guru pamongnya. Selanjutnya menyarankan guru praktek tersebut untuk segera mencari pekerjaan lainnya. Menurut beliau seorang guru yang bekerja dengan keterpaksaan berpotensi untuk menyakiti anak didiknya baik secara psikis maupun fisik. Ketidak ikhlasan dan ketidak cintaan dalam menjalankan tugasnya sebagi seorang guru membuat guru tersebut cenderung bekerja sekedar menggugurkan kewajiban semata. Tentu saja dari seorang guru dengan mental seperti itu , tidak bisa kita bayangkan apa yang akan diperoleh peserta didiknya. Bisa jadi pengalaman-pengalaman belajar negatif yang diperoleh peserta didik. Betul-betul, Pak Iklas.
Sebagai seorang guru yang sudah tersertifkasi Pak Iklas selalu mengajak rekan-rekannya untuk mengemban amanat yang telah diberikan oleh rakyat.Menurut beliau guru yang sudah tersertifikasi dan sudah menerima tunjangan harus dapat membawa berkah. Pada guru yang sudah tersertifikasi hendaknya terjadi perubahan perilaku yang lebih baik, lebih kompeten dan profesional sebagaimana bunyi tunjangan yang diberikan, tunjangan profesi.Guru yang telah menerima tunjangan tetapi tidak terjadi peningkatan kinerja dan kompetensi menurut Pak Iklas, guru yang berkhianat terhadap amanat yang diberikan oleh rakyat, karena uang tunjangan diambil dari pajak yang diungut dari rakyat.Bahkan beliau menyebut guru semacam itu sebagai guru yang dholim, neraka ancamanya. Waduh Pak Iklas , kok begitu mengerikan anacamannya, jadi merinding nikh !.
Sosok Pak Iklas adalah sosok guru yang mungkin kontroversial .Sikap dan prinsip yang dipegangnya sebagai seorang guru bisa jadi dianggap berlebihan . Militansi Pak Iklas, patut dipertimbangkan untuk menjadi model yang patut ditiru, tentu saja dengan modifikasi perilaku yang lebih elegan tentunya. Dari sikap dan perilaku yang ditunjukkan merupakan pesan postif bagi guru untuk selalu meningkatkan kompetensi dan profesionalisme.
HIDUP GURU INDONESIA !!!
No comments:
Post a Comment
Tinggalkan komentar di sini. Apabila komentar membutuhkan suatu jawaban, maka saya akan segera menjawabnya. Terima kasih.