Monday 23 August 2010

MODEL PEMBELAJARAN CL tipe STAD


Menurut Robert E Slavin dan kawan-kawan , model CL tipe STAD  terdiri dari 5 komponen (fase) , yakni :
1.    Presentasi Kelas (Class presentation)
2.    Pembentukan tim (Teams)
3.    Kuis Individu (Individual Quizzes)
4.    Perubahan skor individu (Individual improvement score)
5.    Pengakuan tim (Team recognition)
Model ini sangat cocok untuk menyajikan materi pembelajaran terstruktur, yang terdiri dari beberapa bagian dan saling berhubungan antar bagian-nya. Misalnya seorang guru akan menyajikan pokok materi/ bahasan yang tertruktur terdiri atas 4 sub pokok materi/ bahasan A, B, C dan D. Artinya, sebelum dapat mempelajari sub B, siswa harus menguasai sub A, sebelum mempelajari sub c, siswa harus sudah menguasai sub A dan sub B, demikian seterusnya untuk sub D.
Langkah-langkah :
Fase 1   : Guru presentasi di depan kelas, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari, misalnya konsep, materi secara garis besar dan prosedur kegiatan (eksperimen).
Guru juga perlu menjelaskan tata cara kerjasama dalam kelompok, terutama kepada kelompok atau kelas yang belum terbiasa menjalankan model CL.
Fase 2   : Guru membentuk kelompok, berdasarkan kemampuan (prestasi sebelumnya), jenis kelamin, ras dan etnik. Jumlah anggota tiap kelompok antara 3-5 orang siswa
Fase 3   : Bekerja dalam kelompok, Siswa belajar bersama, diskusi, menjawab soal atau mengerjakan eksperimen sesuai LKS yang diberikan guru
Fase 4   : Scafolding. Guru melakukan bimbingan kepada kelompok atau kelas
Fase 5   : Validation. Guru mengadakan validasi hasil kerja kelompok dan memberikan kesimpulan hasil tugas kelompok
Fase 6   : Quizzes. Guru mengadakan kuis secara individual. Hasil nilai yang diperoleh tiap anggota, dikumpulkan, kemudian dirata-rata dalam kelompok, untuk menentukan predikat kelompok. Dalam menjawab quiz, anggota tidak boleh saling membantu. Perubahan skor awal (base score) individu dengan  skor hasil quiz disebut skor perkembangan. Penghitungan skor perkembangan sebagai berikut :

Tabel 1 :  Nilai Penghargaan Kelompok (Penghitungan skor Perkembangan)
NO
SKOR TES
NILAI PERKEMBANGAN
1.
Lebih dari 20 poin di atas skor awal
30
2
Sama atau hingga 10 poin di atas skor awal
20
3
Sepuluh hingga satu poin di bawah skor awal
10
4
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal
5
Fase 7         : Penghargaan kelompok : Berdasarkan skor penghitungan yang diperoleh anggota, dirata-rata. Hasilnya untuk menentu-kan predikat tim (lihat Tabel 2)

      Tabel  2 : Perolehan Skor dan Predikat Tim Tipe STAD dan Jigsaw
NO
PREDIKAT TIM
RATA-RATA SKOR
1
Super Team
25 - 30
2
Great Team
20 - 24
3
Good team
15 - 19
:
Fase 8      : Evaluasi oleh guru

Selamat mencoba !


RAHASIA SUKSES BANGSA JEPANG


Tidak bisa pungkiri lagi Jepang merupakan negara paling  maju di kawasan Asia. Jepang sering dijadikan rujukan bagi negara-negara  asia termasuk Indonesia atas kesukesannya  dalam pembangunan.Banyak hal-hal yang positif yang dapat ditiru bangsa kita guna mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia di berbagai bidang.
            Sebagai bangsa yang kalah perang dalam perang dunia kedua, Jepan cepat bangkit dari keterpurukan. Dengan dilucutinya kekuatan militernya Jepang lebih konsentrasi pada pembangunan ekonomi dan teknologi. Hikmahnya saat ini Jepang menjadi terdepan depan dalam penguasaan teknologi dan ekonomi di dunia.
            Romi Satria Wahono dalam bukunya “Dapat Apa sih dari Universitas “ mengungkapkan sepuluh resep sukses bangsa Jepang. Sepuluh resep sukses ini dia rumuskan berdasarkan pengalamanya yang  lama tinggal di negeri matahari terbit tersebut. Adapun sepuluh resep sukses bangsa Jepang tersebut adalah :
  1. KERJA KERAS
Bangsa Jepang dikenal sebagai pekerja keras hal ini bisa dilihat dari rata-rata jam kerja pegawai di jepang yaitu 2450/tahun, hal ini sangat jauh dengan Amerika yang mencapai 1957/jam. Seorang pekerja Jepang dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh 5-6 orang. Di Jepang adalah sesuatu memalukan jika seorang pegawai pulang lebih cepat karena hal semacam ini dapat dinilai pegawai tersebut “ tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.Bahkan di Jepang ada fenomena yang disebut dengan karoshi, yaitu meninggal karena bekerja teralalu keras.
  1. MALU
Bangsa Jepang mempunya tradisi malu terhadap lingkungan jika mereka melanggar peraturan atau norma yang sudah disepakati. Tidak heran jika para pejabat Jepang merasa gagal dalam menjalankan tugasnya atau terlibat korupsi mereka memilih mengundurkan diri. Di masa perang para prajurit Jepang akan melakukan harakiri, yaitu menusukkan pisau ke perut karena kalah dalam pertempuran. Budaya malu inilah yang membuat bangsa Jepang berusaha menjaga ketertiban dan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-harinya.
  1. LOYALITAS
Di Jepang sangat jarang pegawai berpindah-pindah tempat pekerjaan. Mereka berusaha menjaga loyalitas dengan bekerja di sebuah perusaha bahkan sampai pensiun.Loyalitas inilah yang menjadikan sistem karier di sebuah perusahaan Jepang berjalan dan tertata rapi.Berkat loyalitas dari warga masyarakat sebuah kota dapat berkembang dengan pesat.
  1. PANTANG MENYERAH
Jepang bukanlah negara dengan kekayaan alam yang melimpah sebagaimana Indonesia, namun demikian bangsa Jepang pantang menyerah terhadap kondisi alam yang ada. Sumber energi Jepang 85 % diperoleh dengan mengimpor dari negara lain. Jepang juga dieknal sebagai negara yang paling sering terkena gempa bumi. Diajtuhkannya bom atom di  Hiroshima dan Nagasaki dan gemap besar di Tokyo tidak mematahkan semangat bangsa Jepang. Semangat pantang menyerah dan tidak putus asa terhadap kegagalan menjadi kunci Jepang cepat bangkit dari keterpurukan. Di jepang Ilmu dan teori yang mempelajari bangkit dari kegagalan di formulasikan dengan nama ilmu kegagalan ( shippagaiku ).

  1. BUDAYA MEMBACA
Membaca merupakan aktifitas keseharian bangsa Jepang. Dimanapun dan kapanpun masyarakat Jepang berusaha memanfaatkan waktu luang dengan membaca. Tidak heran jika komik bergambar ( manga ) banyak beredar di berbagai negara termasuk Indonesia.Bahkan komik nergambar dimanfaatkan untuk materi-materi pelajaran sekolah yang disajikan secara menarik, sehingga minta baca masarakat semakin tinggi. Budaya membaca orang Jepang juga ddidukung dengan kecepatan penerjemahan buku-buku asing. Buku terjemahan ini dijual lebih murah dibanding buku aslinya, tak heran jika buku terjemahan lebih banyak dibeli.
  1. MANDIRI
Di Jepang sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Anak usia TK dibiasakan membawa perlengkapan sekolah sendiri dari tas, bekal makan siang, botol minuman, buku-buku yang lumayan berat.Selepas SMA sebagian besar orang Jepang untuk membiayai sekolah dan kehidupan sehari-hari dengan mengandalkan kerja part-time. Kalaupun kekurangan uang, mereka “ meminjam “ uang kepada orangtua yang nantinya akan mereka kembalikan.
  1. KERJA KELOMPOK
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Kerja dalam kelompok merupakan salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Musyawarah mufakat atau sering disebut “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “ rin-gi “.
  1. HIDUP HEMAT
Orang Jepang terkenal dengan pola hidup hemat. Sikap antikonsumerisme berlebihan sangat tampak dalam kehidupan sehar-hari. Banyak keluarga Jepang memilih menggunakan bus dan kereta daripada membeli mobil untuk menghemat pengeluaran. Penggunaan sepeda sebagai alat transportasi menjadi pemandangan umum di Jepang, karena di samping hemat juga ramah lingkungan.

  1. INOVASI
Mungkin Jepang bukan merupakan bangsa penemu, namun inovasinya terhadap  perangkat-perangkat elektronika maupun otomotif mampu membuat jepang sebagai negara pengembang teknologi terkemuka.  Seagaimana kita ketahui perangkat elektronika dan otomotif pertama kali ditemukan bukan di Jepang, namun merek-merek Jepang mampu menguasai pasar dunia.
  1. JAGA TRADISI
Pesatnya perkembangan teknologi dan ekonomi Jepang tidak serta merta membuat bangsa Jepang meninggalkan tradisi dan budayanya. Budaya minta maaf, budaya malu, budaya menghormati oang lain masih dijaga oleh orang jepang. Pertanian dipandang sebagai tradisi luhur yang harus dilindungi. Guna mnlindungi petani dari persaingan komoditas pertanian dari luar negeri, pemerintah Jepang memberikan pengurangan pajak bagi lahan yang digunakan bertani. Bahkan bagi orang-orang yang mau bertahan di dunia pertanian pemerintah memberikan insentif.
            Sebagai bangsa berkembang Indonesia tampaknya harus banyak belajar dari bangsa Jepang. Sebenarnya sumber daya alam bangsa Indonesia cukup memadai, namun ketercukupan sumber daya alam tampaknya belum cukup sebagai modal untuk menjadi negara yang maju. Peningkatan kulaitas sumber daya manusia menjadi kunci bagi ketercapain tujuan tersebut. Peningkatan kulitas sumber daya manusia Indonesia melalui pendidikan baik secara formal maupun nonformal perlu lebih ditingkatkan. Kesadaran kolektif sebagai sebuah bagian dari bangsa Indonesia perlu dibangun, guna meningkatkan kepedulian terhadap segala probelmatik republik ini. Tanpa ada kesamaan pandangan dalam membangun negeri ini maka keterpurukan dalam teknologi dan ekonomi akan semakin parah.’Audzubillah min dalik. 

Sumber bacaan : “ DAPAT APA SIH DARI UNIVERSITAS “ Oleh Romi Satria Wahono, 2009