Thursday 25 February 2010

GURU UN DAN GURU NON UN

Seiring dengan pelaksanaan Ujian Nasional, saat ini di sekolah muncul istilah guru UN dan guru Non UN. Istilah guru UN ditujukan kepada guru yang mengampu mata pelajaran yang diujikan Ujian Nasional, sedang guru non UN adalah sebutan untuk guru mata pelajaran yang tidak diujikan di Ujian Nasional.Untuk di SMP guru UN adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia , Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA.
Kesenjangan antara guru UN dan guru non UN akan semakin terlihat saat menjelang pelaksanaan UN. Guru UN akan sering memperoleh kesempatan untuk mengikuti pelatihan dari pelatihan tentang penyusunan soal sampai dengan bedah SKL.Seorang guru UN dapat mengikuti pelatihan lebih dari 3 kali dalam satu bulan. Pelatihan diselenggarakan dari tingkat kabupaten sampai dengan tingkat provinsi. Frekuensi pelatihan yang relatif padat yang diikuti oleh guru UN, dapat menimbulkan kecemburuan dari guru non UN, Apalagi di era sertifikasi guru, keikutsertaan pelatihan merupakan sesuatu kegiatan yang diharapkan guru karena disamping dapat meningkatkan kompetensi juga sertifikat yang diperoleh sangat bermanfaat pada saat pengajuan portofolio dalam rangka sertifikasi guru.
Untuk tingkat sekolah sendiri, guru UN juga mendapat perhatian khusus di sekolah. Adanya jam tambahan pelajaran sekolah menyediakan anggaran khusus. Anggaran tersebut disamping untuk sarana belajar siswa juga untuk honor lembur dan konsumsi guru UN.Perlakuan semacam ini tidak jarang di beberapa sekolah memicu kecemburuan antar guru.
Bagi guru UN sendiri sebenarnya saat menjelang UN adalah saat beban mental semakin bertambah. Pada saat menjelang UN guru UN dituntut untuk menyediakan waktu, tenaga dan pikiran yang lebih.Adanya honor lembur dan konsumsi yang disediakan sebenarnya tidak sebanding dengan beban mental yang ditanggung guna menghantar siswa lulus Ujian.
Banyaknya siswa yang tidak lulus Ujian merupakan pukulan berat bagi guru UN. Komentar-komentar yang memojokkan guru UN menambah beban yang disandangnya.Di sinilah mental seorang guru UN sering diuji. Bahkan tidak jarang guru mapel yang di UN kan enggan untuk mengajar kelas 9 untuk SMP atau guru kelas 12 untuk SMA.
Sudah saatnya istilah guru UN dan guru non UN dihilangkan. UN hendaknya menjadi tanggung jawab semua warga sekolah tidak terkecuali. Lingkungan sekolah yang kondusif yang terbebas adanya saling kecemburuan dan saling menyalahkan akan menumbuhkan energi positif guna menghantarkan siswa lulus ujian dengan prestasi yang optimal.