Saturday 23 October 2010

PERLAWANAN SEORANG MURID

Billy tidak terima atas penghinaan terhadap sekolah almamater SMP nya oleh seorang guru. Ia meminta guru tersebut  untuk menarik ucapannya yang bernada menghina tersebut.Terjadi perdebatan antar murid dan guru. Billy tetap kukuh meminta sang guru untuk  menarik kata-katanya.Bagi dia sudah selayaknya untuk membela nama almamaternya dan tidak sepatutnya  guru tersebut menjelek-jelekkan tempat ia pernah belajar. Meskipun diancam dengan hadiah sebuah tamparan ,Billy tetap bersikukuh dengan pendiriannya. Akhirnya perdebatan tersebut berakhir begitu saja tanpa ada keksepakatan kedua belah pihak. Perselisihan Billy dengan seorang  guru tentang penghinaan SMP-nya menjadi awal dari  perselisihan berikutnya sejak Billy bersekolah di SMA “Belajar Harus Suka”.

Cerita di atas adalah cuplikan dari dari tulisan Willian seorang siswa SMA yang menulis buku dengan judul “ Pesan dari Murid untuk Guru, Siapapun Bisa Melakukan Kesalahan”. Tulisan yang merupakan pengalaman pribadi William. Pada buku tersebut Willian memakai nama Billy sebagai nama tokoh dalam bukunya. Untuk nama guru dan SMA disamarkan dengan nama lain atau inisial huruf besar. Billy , seorang murid SMA swasta yang cerdas ,kritis, dan berani meskipun kadang berlebihan. Dengan menggunakan prinsip “Berani Karena Benar, Takut Karena Salah”, Billy melakukan perlawanan terhadap guru-guru yang menurutnya arogan, otoriter, dan tidak mengahrgai anak didiknya. Tidak itu saja kebijakan sekolah yang dia anggap merugikan murid ia kritisi habis-habisan, tidak terkecuali masalah keuangan. Kemampuannya berdebat dengan alasan-alasan yang logis menjadi modal utama  untuk melakukan perlawanan.
Dalam suatu perselisihan dengan seorang guru, Billy menyerahkan diri dari an caman tamparan  sang guru dengan balik menganancam kepada guru tersebut akan  tidak mengajar lagi   di sekoah tersebut jika benar-benar menampar dia. Billy yakin kekerasan yang dilakukan guru tersebut akan berimplikasi hukum yang dapat mengancam karier sang guru.Terhadap tindakan hukuman yang  tanpa landasana tata tertib dan tidak konsisten ,Billy selalu melakukan perlawanan. Karena sikapnya  inilah Billy dicap sebagai siswa bermasalah .Dimarahi dan dikritik menjadi hal yang biasa bagi Billy.
Bagi Billy, guru bukanlah makhluk suci yang bebas dari kesalahan, dan tidak selayaknya murid patuh begitu saja kepada gurunya. Kepatuhan seorang murid hendaknya ditempatkan secara proposional, demikian ujarnya.Bagi Billy ,perintah guru yang tidak proposinal tanpa landasan yang jelas dan mengada-ada selayaknya tidak dipatuhi. Bahkan ia mempertanyakan sebutan “Pahlawan tanpa tanda jasa “ bagi seorang guru, bahkan menurutnya yang layak mendapat gelar pahlawan tanda jasa adalah “mama”.
Buku ini tidak hanya berisi perlawan Billy terhadap guru dan sekolahnya tetapi juga tentang saran-saran bagaiman bersikap kritis terhadap kebiajakan guru dan sekolah.Bahkan juga uraiakan pilihan kata yang sepatutnya digunakan dalam mengkritisi kebiajakn baik secara lesan maupun tulisan.
Dalam buku ini Billy juga mengkritik sikap negatif pelajar masa sekarang. Perilaku kurang motivasi, suka membolos, belajar kalau hanya akan ulangan. Billy mengajak pelajar untuk selalu meningkatkan kualitas diri.Dengan selalu berpikir positif, berani dan siap menghadapi situasi apapun.
Bagi seorang yang masih dudujk di bagku SMA tulisana William dalam buku ini termasuk bagus.Buku yang cukup inspiratif dan agak provokatif untuk dibaca oleh siswa. Bagi guru buku ini dapat menjadi bahan renungan dan koreksi  terhadap tindakan-tindakan yag telah dilakukan kepada para siswa.
Permasalahannya William menulis buku ini berdasarkan pengalaman di sekolahnya yang Kebetulan juga  menemukan tidak sedikit guru yang bersifat arogan, otoriter suka menggunakan hukuman fisik. Kondisi di sekolah William tentu tidak bisa diguanakan untuk menggeneralisaikan kondisi sekolah pada umumnya, meskipun tidak menutup kemungkinan ada juga sekolah yang mempunyai kemiripan dengan kondisi tersebut. Penulis kahawatir William mempunyai persepsi keliru terhadap guru-guru lain berkaitan dengan pengalaman-pengalamn trumatik di sekolahnya. Gaya William dalam melakukan perlawanan terhadap kebijakan guru bagi adat dan budaya daerah tertentu dapat dianggap sebagai tindakan kurang sopan.Tidak semua guru dapat melihat gaya perlawanan Willian sebagai tindakan yang layak dilakukan oleh seorang murid kepada gurunya. Namun demikian sikap berani, kritis, cerdas dan kemauan kuat untuk selalau belajar dari pribadi William  merupakan inspirasi  positif bagi pealajar di Indonesia.
Berkaca dari tulisan William nampaknya sekolah bukan hanya sebagai wadah pengembangan ilmu semata. Sekolah perlu menekankan pada pengembangan kepribadian. Pengembangan kepribadian akan lebih fektif jika melalu keteladanan. Sikap, tingkah laku dan budi pekerti guru yang positif menjadi kunci bagi terciptanya sekolah yang berkaraketr positif. Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Sikap memanusiakan siswa dengan menghormatinya sebagai pribadi yang utuh . Sikap  guru yang “nguwongke” siswa akan membuat siswa lebih hormat kepada gurunya.  Sikap Berani dan kritis siswa hendaknya jangan dijadikan ancaman bagi guru. Justru sikap kritis dan berani yang muncul dari diri siswa perlu pengarahan dan bimbingan agar kelak menjadi generasi yang lebih peduli kepada bangsa . Generasi-generasi yang peduli kepada bangsa inilah yang akan memberi kontribusi bagi tercipanya bangsa yang lebih bermartabat.

Sumber bacaan : “ Pesan Guru dari Murid untuk Guru, Siapapun Bisa Melakukan Kesalahan”
William.2007.

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan komentar di sini. Apabila komentar membutuhkan suatu jawaban, maka saya akan segera menjawabnya. Terima kasih.